Minggu, 29 November 2015

Songket Benang Emas dan Perak

Tas Songket


Hai Blogger ^.^

Dlava Butik punya kain songket baru yang terbuat dari benang Emas dan Perak dengan Motif asli Lombok, yaitu Motif Lepang, Jempiring, dan Nanas (gambar di bawah). Untuk pemesanan bisa hubungi customer service  di nomor 081917727174 atau datang langsung ke Dlava Butik Jl. Pendidikan No. 17 Gomong - Mataram, Nusa Tenggara Barat. Mau lihat - lihat koleksinya bisa juga di :
1. Instagram (@dlavabutik),
2. Facebook (Dlava Butik),
3. Line (081917727174 dengan ID: Dlava Butik), dan
4. Website: (www.dlavabutik.com).

Songket Motif Nanas Benang Emas
 
Songket Motif Jempiring Benang Emas
Songket Motif Lepang Benang Emas
Songket Motif Lepang Benang Perak

Sabtu, 28 November 2015

Kain Songket dalam Kehidupan Masyarakat Sasak



Pakaian Adat Wanita Sasak


Penduduk asli Pulau Lombok adalah Suku Sasak. Dalam berkomunikasi sehari-hari, mereka menggunakan Bahasa Sasak.

Pada tahun 1740, kerajaan - kerajaan di Lombok seperti Selaparang, Pejanggik, Sokong, Langko, dan Bayan ditaklukkan oleh Kerajaan Karangasem - Bali (Sejarah NTB, 1988 : 49). Kerajaan Karangasem pun mulai mencengkramkan kekuasaannya yang berlangsung sampai paruh kedua abad ke-19. Ketika itulah banyak orang Bali - Karangasem yang berpindah ke Lombok, bergaul dengan masyarakat Sasak. Hubungan dan pergaulan dua komunitas, yaitu masyarakat Sasak dengan masyarakat Bali mengakibatkan perpaduan kebudayaan Sasak dengan Kebudayaan Bali, yang makin lama terjadilah akulturasi. Wujud akulturasi budaya Sasak dengan budaya Bali dapat dilihat pada beberapa aspek Kebudayaan Sasak, seperti kesenian, cara berpakaian adat, dll. Dalam hal pertenunan, sebagaimana dikatakan oleh beberapa penenun di Sukarara dan Getap, sering orang - orang Bali memesan kain songket dengan membawa kain songket Bali.

Pulau Lombok memiliki beberapa pelabuhan seperti Labuhan Lombok di Lombok Timur (sekarang Labuan Haji) serta Labuhan Sokong, Labuhan Tereng (sekarang Lembar), dan Labuhan Ampenan di Lombok Barat. Pelabuhan tersebut sebagai pintu keluar bagi beberapa komoditas termasuk barang - barang kerajinan seperti tenunan. Sekaligus juga sebagai pintu masuk bagi barang - barang impor seperti jenis - jenis benang dan kain. Aktivitas perdagangan di pelabuhan menyebabkan masyarakat Sasak berkenalan dengan benang impor dan kain impor. Jenis - jenis benang impor yang masuk melalui dunia perdagangan antara lain benang sutera, benang logam (emas dan perak), dan benang katun. Jenis - jenis kain impor yang masuk ke Lombok, antara lain adalah kain batik, kain rembang, kain sripe, dan kain tenun berupa sarung dari daerah Jawa. Kain kapal adalah kain songket memakai benang katun berasal dari Kalimantan yang ditemukan di Lombok Utara, dipakai sebagai pembungkus kitab Al-Quran.

Barangkali di pelabuhan ini terjadi perdagangan kain tenun songket Bali khususnya kain songket Bali Utara (Buleleng dan Karangasem), mengingat pelabuhan Buleleng juga merupakan salah satu pelabuhan dagang yang menghubungan wilayah Indonesia bagian Barat dengan wilayah Indonesia bagian Timur. Corak motif hias kain songket Lombok menunjukkan kemiripan dengan corak motif hias kain songket Bali Utara. Salah satu contoh, motif - motif yang mirip dengan kain songket Subahnale adalah kain songket Kekurungan di Bali Utara.

Dalam budaya pertenunan, masuknya benang impor dan kain impor memungkinkan para penenun di Lombok terasah proses kreatifnya, kemudian menerapkan bahan - bahan impor tersebut pada tenunannya, termasuk juga dalam hal motif hias seperti motif hias pucuk rebong (pohon hayat), motif swastika, motif barong (kala), motif garuda, motif singa, motif naga, dan lain-lain. Motif-motif seperti tersebut adalah motif-motif yang banyak terdapat pada arsitektur Candi di Jawa pada masa Hindu-Budha.

Masuknya Islam yang kemudian merubah sebagian besar kehidupan sosial dan kebudayaan masyarakat Sasak. Dalam hal seni hias, ajaran Islam melarang membuat motif hias yang memvisualisasikan bentuk-bentuk makhluk bernyawa seperti binatang dan manusia, sehingga lahirlah kain tenun songket Subahnale. Dasar tenunan kain songket Subahnale berwarna hitam atau merah, pada bagian tepi kain terdapat motif geometris dan pada bidang kain terdapat hiasan segi enam sambung menyambung yang didalamnya terdapat motif hias kembang remawa, bunga tunjung dan panah. Ragam hias tersebut memenuhi bidang kain.

Menenun kain songket Subahnale yang ragam riasnya memenuhi bidang kain merupakan pekerjaan yang rumit. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian, serta waktu yang lama, kurang lebih satu bulan. Konon, seorang penenun saat itu merasa senang dan puas karena mampu menyelesaikan tenunan songketnya, lalu ia mengucapkan kalimat Subhanallah (Maha Suci Alloh). Lama kelamaan, akibat dipengaruhi ucapan tersebut, menjadilah Subahnale. Kain songket itu lalu dikenal dengan nama kain songket Subahnale.

Bagi masyarakat Sasak, memakai busana kain songket disamping untuk tampil menawan juga merupakan prestise bagi yang memakai dan keluarganya. Kain songket termasuk barang mewah. Masyarakat sasak yang memakai kain songket adalah orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi. Pada umumnya orang tersebut dari kalangan bangsawan. Bagi masyarakat Sasak dari kalangan bangsawan, mengenakan kain songket di samping sebagai prestise juga menunjukkan status sosial.

Pemakaian kain songket sebagai busana, paling menonjol terlihat pada pakaian pengantin pria maupun wanita pada upacara perkawinan. Busana pengantin pria terdiri dari ikat kepala (Sasak: sapuq) dari kain songket. Pada bagian dada ke bawah sampai lutut mengenakan dodot songket dan pada bagian perut ke bawah sampai betis mengenakan selewoq songket. Pengantin wanita mengenakan bendang songket sebagai kain panjang dann sabuk bendang songket sebagai ikat pinggang.

Daftar Pustaka
______________1988. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

______________2000.  Kain Songket Lombok. Nusa Tenggara Barat: Deppartemen Pendidikan Nasional Kantor Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Dlava Butik
Dlava Butik menjual kain tenun, songket khas daerah Nusa Tenggara Barat; juga Batik Sasambo (Sasak, Sumbawa, dan Mbojo) yang merupakan batik khas NTB. Dlava Butik juga menyewakan pelaminan khas Bima dan pakaian adat Lombok, Sumbawa, dan Bima. Mampir yuuk. Koleksi songket Lombok di Dlava Butik bias dilihat di postingan blog sebelumnya berjudul "Koleksi Songket Lombok Dlava Butik" atau bias datang langsung ke Dlava Butik di Jalan Pendidikan No. 17 Gomong - Mataram, tepatnya sebelum perempatan kantor Dikpora Propinsi NTB di Kota Mataram, NTB.

Mempelai Wanita Menggunakan Songket Motif Subahnale dari Dlava Butik
Songket Motif Subahnale

Pakaian Adat Pernikahan menggunakan Songket

Songket Motif Nanas Benang Emas Dlava Butik

Kamis, 26 November 2015

Koleksi Motif Songket Lombok Dlava Butik

Motif Lepang

Memperindah atau menghias benda - benda agar menjadi lebih indah saat dipandang bukanlah hal baru dalam kehidupan berkesenian masyarakat Sasak, melainkan sudah dikenal dari zaman prasejarah. Hal ini bisa dilihat dari hiasan - hiasan dengan motif geometris seperti garis lurus, lengkung, segitiga, segi empat yang terdapat pada benda - benda gerabah yang dipakai sebagai peralatan upacara atau peralatan rumah tangga. Penelitian arkeologis di berbagai daerah di Indonesia memperkuat kesimpulan para ahli sejarah bahwa seni menghias telah dikenal sejak masa prasejarah. Dalam perjalanannya dari waktu ke waktu, seni menghias termasuk motif hias itu sendiri mengalami inovasi tiada henti sejalan dengan perkembangan kebudayaan serta peradaban masyarakat.

Kebudayaan perunggu dari Dongson masuk ke Nusantara tidak hanya berpengaruh terhadap perkembangan peradaban tetapi juga terhadap kesenian khususnya seni hias. Hiasan pada benda - benda perunggu dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat di Nusantara yang memiliki sifat toleransi tinggi. Akibatnya terciptalah seni hias perpaduan antara seni hias yang datang dari luar dengan seni hias Nusantara yang telah ada sebelumnya.

Di samping itu terjadi pula alih teknologi menuang dan menempa logam untuk menghasilkan benda - benda peralatan hidup atau peralatan upacara serta alih pengetahuan tentang menghias suatu bidang dengan komposisi yang artistik. Pada bidang tepi (pinggir) suatu benda dihiasi dengan motif garis - garis, geometris, tumpal sedangkan pada bidang tengah dihiasi motif burung, kuda, dan lain - lain. Khusus motif tumpal (segitiga sama kaki) oleh Van der Hoop (1949: 28) dikatakan sangat terkenal pada kain tenun dan batik. Hampir tidak ada kain tenun Nusantara yang tidak mengenal motif tumpal sebagai hiasan tepi.

Periode selanjutnya masuk pengaruh Hindu - Budha yang sinkron dengan budaya asli Nusantara memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap perkembangan seni hias Nusantara. Pada masa itu lahirlah motif - motif yang mencirikan adanya akulturasi budaya misalnya: motif hias kedok dengan motif hias kala. Motif hias ular dengan motif hias naga. Motif hias tapak dara dengan motif hias swastika. Motif hias pucuk rebung dengan motif hias kalpataru (pohon hayat). Lahir juga kesenian wayang kulit sebagai media penyebaran agama. Perkembangan selanjutnya, wayang juga menjadi salah satu corak seni hias.

Seni menghias pada periode tersebut di atas berkaitan dengan kepercayaan yang berkembang pada saat itu. Seni memiliki keterkaitan dengan sistem pemujaan nenek moyang, hal - hal gaib, magis, mitologis. Benda - benda, tumbuh - tumbuhan, makhluk hidup, dan makhluk - makhluk tertentu dipercaya memiliki kekuatan pelindung atau penolak kekuatan jahat, misalnya motif kedok, topeng, dan kala. Motif hias manusia dan kadal sebagai perlambang roh nenek moyang atau dewa - dewa. Motif burung merupakan perlambang kendaraan roh menuju alam baka.

Masuknya Islam yang kemudian berkembang dengan pesat pada abad ke-16 di beberapa wilayah Nusantara termasuk Lombok, memanfaatkan media seni untuk penyebaran agama Islam antara lain seni pewayangan, seni sastra, arsitektur, dan seni dekoratif. Setelah mendapat pengaruh Islam, perkembangan seni hias dekoratif di Lombok, khususnya pada kain songket, lebih mengarah pada seni hias yang menggambarkan tumbuh - tumbuhan, bunga, daun, geometris, dan benda - benda alam lainnya. Walaupun demikian masih nampak penerapan motif hias berbentuk manusia dan binatang, tetapi tidak lagi ada maksud - maksud mitologis, magis atau simbolis. Hiasan tersebut semata - mata untuk memperindah penampilan kain songket yang dihasilkan oleh para penenun di Lombok.

Secara umum, motif songket Lombok dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti:
1. Motif geometris
2. Motif tumbuh - tumbuhan
3. Motif binatang
4. Motif manusia
5. Motif wayang
6. Motif lain - lain

Motif geometris berupa motif garis lurus, garis melengkung, garis sudut menyudut, garis silang menyilang, segi tiga, segi empat, segi enam, segi delapan, lingkaran, meander, pilin berganda, kait atau kunci, dan kawung.

Motif tumbuh - tumbuhan berupa motif pohon, daun, bunga, dan sulur-suluran.

Motif binatang berupa motif kuda, ular, burung, ayam, kupu-kupu, dan kepiting.

Motif manusia berupa posisi kangkang dan manusia naik kuda.

Motif wayang meniru aneka bentuk dan rupa wayang Sasak seperti motif hias kala dan payung.

Hal yang spesifik dari ragam motif kain songket Lombok adalah pemberian nama pada masing-masing motif seperti: bintang empat, bintang sambrah, payung agung, taman rengganis, subahnale, remawa, taman barong, dan seret penginang.

Ragam motif tersebut lahir dari proses kreatif para penenun yang terus menerus berdialog dengan berbagai pengalamannya bergaul dengan motif melalui cita, rasa, karsa serta naluri estetikanya. Semua itu mengkristal sehingga tercipta motif berupa kombinasi atau perpaduan dari beberapa motif. Ragam motif kemudian diberi nama - nama yang kental bernuansa lokal sekaligus menjadi ciri khas ragam motif kain songket Lombok.

Daftar Pustaka
Hoop, Th. van der. 1949. Indonesische Siermotieven. Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Kartodirdjo, Sartono, dkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia Jilid I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kartodirdjo, Sartono, dkk. 1976. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

______________. 2000. Kain Songket Lombok. Nusa Tenggara Barat: Departemen Pendidikan Nasional Kantor Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Dlava Butik
Dlava Butik memiliki berbagai macam motif songket khas Lombok yang menggunakan benang tenun, benang emas, dan benang perak seperti di bawah ini:

 
Songket Motif Remawa





Songket Motif Subahnale

Blazer Songket Lepang
Busana Songket Emas Motif Bintang Sambrah
Songket Motif Seret Penginang
Songket Motif Belah Ketupat
Songket Motif Jempiring
Songket Motif Nanas
Rok Songket Jempiring
Songket Motif Kabut
Songket Motif Tumbuhan
Songket Motif Geometris
Songket Motif Kangkang
Songket Motif Geometris
Songket Motif Keker
Songket Motif Geometris
Songket Emas Motif Nanas

Rabu, 25 November 2015

Tips Merawat Kain Batik, Tenun dan Songket



Halo Blogger ^.^

Mempunyai kain batik, tenun dan songket Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri buat kita - kita yang memakainya. Sekarang ini sudah banyak banget disainer Indonesia yang membuat rancangannya dari kain batik, tenun dan songket, sebut saja anne Avantie, Dian Pelangi, Poppy Darsono, Itang Yunaz, dan lain - lain. Agar pakaian dan kain batik, tenun, dan songket kita awet sebaiknya pencucian dilakukan di laundry dan minta untuk dilakukan dry clean. Penggunaan bahan kimia pada perlakuan dry clean ini memiliki keunggulan seperti senyawa kimianya mampu mempertahankan warna kain sekaligus menghilangkan bekas noda.

Apabila mau dicuci sendiri di rumah, sebaiknya dicuci dengan tangan (jangan mesin cuci ya). Perlakuan awal sebaiknya pisahkan jenis pakaian yang mau dicuci dari bahan kain dan warna kain untuk mencegah luntur. Cuci terpisah menggunakan cairan pencuci khusus (cairan pencuci kain batik yang bisa dibeli di swalayan atau khusus untuk batik bisa dipakai lerak). Kain tenun, songket, dan batik tidak perlu direndam. Setelah dicuci, bilas hingga bersih, peras, dan jemur. Proses penjemuran sangat tidak disarankan untuk dilakukan di bawah sinar matahari langsung dan lakukan penjemuran ke bagian sisi kain/pakaian yang berbeda.

Proses setrika dilakukan dengan suhu yang sangat rendah. Apabila blogger mempunya setrika uap lebih bagus lagi. Uapnya yang sebaiknya dipaparkan ke pakaian/kain, jangan setrikanya ya. Apabila menggunakan setrika biasa, blogger dapat melapisi pakaian/kain dengan kain tipis biasa di atasnya (jadi kain tipis tersebut letaknya diantara setrika dan pakaian/kain batik/tenun/songket.

Setelah rapih, sebaiknya digantung atau dilipat di dalam lemari. Hindari kontak langsung pakaian/kain batik, tenun, songket dengan pengharum ruangan agar tidak merusak warna kain.

Perawatan kain tenun, batik, songket bisa juga dilakukan dengan mengeluarkan dari dalam lemari lalu jemur di tempat yang teduh dalam jangka waktu yang sebentar. Lalu masukkan ke lemari kembali. Perawatan ini dilakukan apabila pakaian/kain batik, tenun, songket jarang dipakai. Sekian dulu tulisan ini, semoga bermanfaat. Salam Indonesia.

Daftar Pustaka
Lombok Post Koran, 21 November 2015.

Dlava Butik
Ayo datang dan beli koleksi pakaian dan kain batik, tenun, dan songket dari seluruh Indonesia di Dlava Butik Jl. Pendidikan No. 17 Gomong, Kota Mataram - Nusa Tenggara Barat. Koleksi kami khas Indonesia, sangat cantik, kualitas sangat baik, dan harga terjangkau.

Selasa, 24 November 2015

Dlava Butik



Halo Blogger, Selamat Datang di Blog Dlava Butik ^.^

Kalau sedang berlibur ke Lombok, Nusa Tenggara Barat; MAMPIR yaa ke Dlava Butik yang menyediakan oleh-oleh fashion khas daerah Nusa Tenggara Barat yang bisa blogger berikan sebagai buah tangan ke kerabat. Yuuk kenal lebih lanjut seperti apa sih Dlava Butik ^.^

Dlava Butik adalah butik yang terletak di Jalan Pendidikan No.17 Kelurahan Gomong, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya sebelah kiri jalan sebelum perempatan kantor Dikpora. Dinamakan jalan pendidikan karena di jalan ini banyak sekolah. Dinas Pendidikan Propinsi NTB juga terdapat di jalan ini loh. Islamic Centre dan Masjid Raya di Kota Mataram juga dekat banget sama Butik, jadi kalau blogger sampai Lombok tanya supir travel atau supir taksi pasti tau dimana Jalan Pendidikan.

Dlava Butik menjual berbagai jenis kain seperti tenun, songket, batik dari seluruh daerah Indonesia khususnya Nusa Tenggara Barat; pakaian pesta, pakaian kerja untuk pria dan wanita; tas, alas kaki, dan berbagai asesoris. Dlava Butik juga menerima pesanan jahit yang didukung oleh tenaga penjahit berpengalaman dan disainer yang mumpuni di bidangnya.

Keunggulan Dlava Butik dibandingkan dengan butik lainnya adalah Dlava Butik menyediakan kain asli Indonesia seperti tenun, songket, dan batik yang ditenun langsung dari para pengrajin tenun dan dilukis langsung dari para pengrajin batik di Nusa Tenggara Barat.

Sekian dulu ya profil singkat mengenai Dlava Butik. Di postingan selanjutnya, blogger dapat menyelami seperti apa sih Lombok, Sumbawa, dan Bima serta kekayaan fashion di Nusa Tenggara Barat. Salam Indonesia.

Sekilas dengan Kain Songket Lombok NTB

Kain Songket Lombok


Bangsa Indonesia kaya akan warisan budaya berwujud fisik. Pemanfaatan benda-benda budaya masa lampau yang dipakai sebagai alat untuk mencari nafkah atau memenuhi kebutuhan hidup adakalanya tidak berlanjut seperti kapak lonjong, kapak perimbas, beliung persegi yang digunakan untuk memotong atau dan membelah sudah banyak ditinggalkan sejak ribuan abad yang lalu. Berbeda dengan pemakaian alat tenun yang menghasilkan kain tenun dan songket untuk keperluan upacara, pakaian adat, pakaian sehari-hari, pakaian pengantin, dan lain-lain masih terus berlanjut sampai sekarang.

Kain songket dan kain tenun sebagai salah satu wujud kebudayaan seringkali melahirkan rasa kagum dan bangga akan prestasi para penenunnya. Hal itu terjadi apabila kita mencoba memahami teknis pengerjaannya, yaitu dengan keterampilan tangan yang dipadukan dengan kreativitas mengolah imajinasi untuk menciptakan pola dan motif-motif yang menghiasi bidang kain. Proses kreatif dan pengalaman kultural semakin memperkaya motif - motif itu menjadi karya yang sarat dengan nilai simbolis.

Kain tenun dang songket masing - masing daerah di Indonesia menunjukkan ciri dan kekhasan tersendiri. Ragam hias dari benang emas memenuhi seluruh bidang kain yang dasar tenunannya benang sutera. Kain tenun dari daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, berupa tenun ikat lungsi yang warna maupun hiasannya sarat dengan nilai - nilai simbolis. Kain tenun Gringsing dari daerah Bali, di samping warna dan ragam hiasnya yang unik, juga teknik pengerjaannya ikat ganda. Demikian juga kain tenun songket Lombok, dasar tenunan benang katun atau sutera serta motif hiasnya beraneka ragam memakai benang katun berwarna merah, hijau, kuning, biru, coklat, hitam, dan lain - lain sehingga tampak kontras.

Pengertian Kain Songket
Ada beberapa batasan mengenai pengertian kain songket di masing - masing daerah di Indonesia. Di Palembang, Minangkabau, dan Samarinda yang dimaksud kain songket adalah kain tenun yang menggunakan benang perak atau benang emas. Di Timor kain songket disebut kain sotis, yaitu tenunan dengan teknik pakan yang menghasilkan ornamen timbul. Sotis dalam bahasa Timor maksudnya mengait atau menyungkit benang lungsi yang telah tersusun pada alat tenun (Jes A. Therik, 1989:30). Di Sumbawa yaitu di Kabupaten Bima, kain songket diartikan kain tenun yang dihias dengan hiasan benang emas atau perak, namanya tembe songke. Jika hiasan kain itu memakai benang katun berwarna disebut tembe salungka. Di Lombok, yang dimaksud kain songket adalah kain yang memiliki hiasan timbul yang dibuat dari benang katun, benang emas atau benang perak.
Berdasarkan dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan pengertian kain songket adalah:
kain tenun yang dibuat dengan cara menyungkit benang lungsi kemudian dimasukkan benang pakan tambahan (benang emas, benang perak dan atau benang katun berwarna) untuk membentuk pola hias timbul pada dasar tenunan dari benang katun atau benang sutera.

Dalam kehidupan masyarakat Sasak, kain songket digunakan sebagai pakaian pria maupun wanita pada saat berlangsung upacara adat atau sebagai pakaian pengantin. Dari segi kegunaan tersebut kain songket Lombok secara umum dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Bendang, dipakai sebagai kain panjang oleh kaum wanita.
2. Selewoq, dipakai sebagai kain panjang oleh kaum pria.
3. Dodot atau Leang, dipakai sebagai saput oleh kaum pria.
4. Sabuk Bendang atau Sabuk Anteng, dipakai sebagai selendang atau ikat pinggang oleh kaum wanita.
5. Bebet, dipakai sebagai ikat pinggang oleh kaum pria.

Orang Sasak yang melakukan aktivitas menenun kain songket tersebar di beberapa wilayah kabupaten, seperti di Kabupaten Lombok Barat: di Dusun Getap - Kecamatan Cakranegara dan di Desa Sukadana - Kecamatan Bayan. Di Kabupaten Lombok Tengah: di Desa Sukarara - Kecamatan Praya Barat dan desa - desa di Kecamatan Pujut seperti Desa Sengkol dan Desa Rembitan sedangkan di Kabupaten Lombok Timur: di Desa Kembang Kerang dan Desa Sembalun, Kecamatan Sukamulia.

Daftar Pustaka
Therik, Jes A. 1989. Tenun Ikat Dari Timur. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

___________2000. Kain Songket Lombok. Nusa Tenggara Barat: DepartemenPendidikan Nasional.

Dlava Butik
Dalam rangka melestarikan kain tradisional Indonesia khususnya kain Nusa Tenggara Barat, Dlava Butik menyediakan dan menjual kain tenun dan songket Lombok dengan motif khas Lombok yang ditenun langsung dari pengrajin tenun Sukarara Lombok Tengah, Getap Lombok Barat, dan Pringgasela Lombok Timur dengan harga yang sangat terjangkau. Nantikan blog Dlava Butik selanjutnya mengenai motif - motif Kain Songket Lombok yang sangat menarik untuk dibeli.

Pulau Lombok


Berbagai Motif Songket Lombok