Kamis, 12 Januari 2017

Tenun Tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB)



Tenun Tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB)

A. Fungsi Tenunan
Fungsi utama tenunan pada awalnya adalah sebagai bahan pakaian, kemudian berkembang menjadi perhiasan. Pemanfaatan tenunan tradisional terus mengalami perkembangan, sehingga tenunan tidak saja berfungsi sebagai bahan sandang saja, tetapi telah berkembang menjadi sprei, sarung bantal, kain gorden, alas meja, dan berbagai macam keperluan lainnya.
B. Proses dari Kapas Menjadi Kain
Sebelum pekerjaan menenun dimulai yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah benang yang akan ditenun. Alat-alat yang dipakai adalah:
1.     Golong (bahasa sasak), lili (bahasa bima): digunakan untuk membuang biji kapas
2.     Betuk (bahasa sasak), mbenti (bahasa bima): digunakan untuk menghaluskan kapas
3.     Pelusut bojol (bahasa sasak), kandiwolo (bahasa bima): digunakan untuk pelusut kapas
4.     Arah (bahasa sasak), janta (bahasa bima): digunakan untuk memintal benang
5.     Ajon (bahasa sasak), ale (bahasa bima): digunakan untuk membuat benang stukal
6.     Gelontong (bahasa sasak): digunakan sebagai tempat menaruh benang yang disikat dengan sikat ijuk
7.     Andir (bahasa sasak), langgiri (bahasa bima): digunakan untuk menggulung benang yang akan ditenun.
Untuk proses pembuatannya dapat dilihat di artikel Kain Songket Lombok: Kain Songket Lombok

Alat Pembuat Benag Tradisional
Alat Pembuat Benang
Sesudah proses pembuatan benang, maka proses selanjutnya menggunakan peralatan tenun yang disebut ranggon. Ranggon adalah seperangkat alat tenun yang terdiri dari benda-benda yang disebut di bawah ini:
1.     Ane: alat perentang benang
2.     Batang jajak: landasan jajak
3.     Jajak: tempat untuk benang lungsi
4.     Tutuk: tempat jajak gulungan benang yang akan ditenun
5.     Wede: pembatas benang lungsi atas dengan bawah
6.     Penggolong: pembatas benang lungsi atas dengan bawah
7.     Penggun: untuk menaikkan dan menurunkan benang lungsi
8.     Suri: sisiran benang lungsi dan juga sebagai penekan benang pakan
9.     Belida/berira: untuk menekan suri pada waktu merapatkan benang pakan
10. Tekah: untuk mengencangkan bidang tenunan
11. Apit: untuk menggulung tenun
12. Alit: tali penghubung apit dengan telekot
13. Telekot: sandaran untuk menyangga pinggang penenun
14. Terudak: tempat peniring benang pakan
15. Peniring: tempat gulungan benang pakan
16. Lilin: digunakan untuk melicinkan belida

C. Teknik Menenun
Dilihat dari corak dan bentuk kain tenun yang dihasilkan, kain tenun digolongkan menjadi tenun pelekat dan tenun songket.
D. Tenun Pelekat
Dasar dari teknik tenun pelekat, yaitu mencelup benang lungsi dan benang-benang pakan ke dalam bahan warna dan membuat suatu corak ragam hias dari jalinan benang lungsi dan benang pakan yang beraneka warna. jalinan itu akan membentuk kolom besar dan kecil atau kotak-kotak besar dan kecil. Kain sarung dengan corak kotak-kotak besar menurut istilah Bima disebut tembe lomba, sedangkan kain sarung dengan corak kotak-kotak kecil disebut bali mpida. Salah satu ciri khas kain tenun Sumbawa, yaitu bentuk kotak-kotak kecil.
Kain Tembe Lomba/Tembe Nggoli Koleksi Dlava Butik  
Kain Tembe Lomba/Tembe Nggoli Koleksi Dlava Butik
Kain Tembe Lomba/Tembe Nggoli Koleksi Dlava Butik

E. Tenun Songket 
Selain kain tenun biasa, terdapat kain tenun yang disebut kain songket. Songket adalah suatu teknik/cara memberikan hiasan pada suatu kain tenun. Songket sendiri berasal dari kata “sungkit” yang artinya mengangkat beberapa helai benang lungsi dengan lidi sehingga terjadi lubang-lubang. Ke dalam lubang-lubang tadi kemudian di sulamkan benag pakan emas atau perak. Proses penyisipan benang pakan emas atau perak dilakukan bersamaan dengan memasukkan beang pakan yang dijepit oleh silangan benag lungsi dari alat-alat tenun. Biasanya pola membuat songket dilakukan dengan cara menghitung banyaknya benang lungsi yang akan diangkat.
Pada umumnya songketan merupakan hiasan tambahan, sebagai pengisi bidang, baik tengah maupun sebagai hiasan pinggur dari kain. Ragam hiasnya dapat berupa ceplok bunga atau unsur flora, fauna, bahkan motif hias manusia juga digunakan. Sebagai hiasan pinggir sering dipakai motif hias tumpal, meander, pola kertas tempel, kait, dan sebagainya. Dalam songket digunakan juga ragam hias garis-garis geometris yang dipadukan dengan motif hias flora dan fauna, yang dalam pembuatannya pada kain tenun selalu dalam pola garis-garis sudut-menyudut. Sebagai contoh, misalnya dalam sebuah kain tenun terdapat songketan berbentuk garis geometris meander. Bentuk ini dalam bentuk sudut menyudut akan diarahkan dalam bentuk yang hampir sama yang menggambarkan seekor burung terbang. Garis sudut menyudut meander ini juga dengan teknik songket akan dapat berubah bentuknya ke dalam bentuk yang menggambarkan sebuah pohon hayat.
 Untuk Melihat Koleksi Kain Songket Lombok http://dlavabutik.blogspot.co.id/2017/01/kain-songket-lombok

Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
Songket Bima Koleksi Dlava Butik
F. Tenun dengan teknik ikat
pada teknik ikat, pola yang dibuat diikat. Dimulai dengan beberapa helai benang diikat dengan tali-tali dari serat tumbuh-tumbuhan kemudian benang imasukkan ke dalam bahan warna. Proses ini di ulang menurut keperluan. Bagian-bagian yang diikat disesuaikan dengan pola hias yang dikehendaki. setelah pencelupan, warna asli kapas yang putih akan tetap putih pada bagian yang tadi diikat. Sedangkan bagian yang tidak diikat berubah warna sesuia dengan warna yang dikehendaki. proses pencelupan ke dalam bahan warna ini dapat dilakukan sekali atau beberapa kali, menurut keperluan.
Jenis tanaman tang hanya benag pakan atau benag lungsinya saja yang diikat, disebut ikat tunggal. Sedangkan jika benang pakan dan benag lungsinya keda-duanya diikat, disebut ikat berganda. Teknik ikat di Lombok masih terus berkembang hongga saat ini. Sesuai dengan perkembangannya, di samping dijadikan sebagai kain sarung, juga digunakan sebagai seprei, sarung bantal, gorden dan lain-lain. sesiau dengan kebutuhan masyarakat pemakainya.
Tenun Ikat Koleksi Dlava Butik
Tenun Ikat Koleksi Dlava Butik
Tenun Ikat Koleksi Dlava Butik
Tenun Ikat Koleksi Dlava Butik
Tenun Ikat Koleksi Dlava Butik
 
Tenun Ikat Bale Lumbung Koleksi Dlava Butik
Tenun Ikat Koleksi Dlava Butik
Untuk model kain tenun dan songket Nusa Tenggara Barat bisa dilihat di koleksi Dlava Butik di http://dlavabutik.com/fabrics

Terima kasih telah membaca artikel Kain Tenun Nusa Tenggara Barat. Nantikan tulisan selanjutnya ^_^

Jangan lupa Ikuti kami  juga di

FB : https://www.facebook.com/dlavabutik/  Ig: @dlavabutik  Line: Dlava Butik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar